Selasa, 06 April 2010

metodologi penelitian bab II

Pertemuan ke II
BAB II
PENELITIAN SEBAGAI PROSES ILMIAH


A. Dua Pilar Ilmu Pengetahuan
Penelitian sebagai proses ilmiah, mengapa?
v Karena dari suatu penelitian dapat dikembangkan teori untuk dapat membantu memberikan solusi dalam memecahkan masalah. Dimana untuk memecahkan masalah tersebut perlu dilakukan proses berfikir secara deduksi dan induksi dan kedua proses tersebut merupakan cara memperoleh pengetahuan dalam berfikir ilmiah.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa penelitian itu pada hakikatnya adalah proses “Bertanya-menjawab”, tetapi antara bertanya dan menjawab terdapat suatu proses yang menentukan mutu jawaban yang diperoleh. Proses itu dilakukan secara deduksi, induksi, sistematis, terkendali, empiris dan kritis. Jawaban yang akan diperoleh melalui proses penelitian, harus mampu memberikan penjelasan terhadap Peristiwa-peristiwa empiris yang dipertanyakan.
Teori harus disusun secara logis dan rasional dan dipihak lain harus actual. Cirri ilmu yang demikian dinyatakan oleh Babbie sebagai berikut :
“science is sometimes charactereized as logico – empire cal. This ugly term carries and important massage : two pillars of science are (1) logis or rationally and (2) the observation of empirical facts.
Pilar yang pertama adalah logika atau rasionalitas, dan pilar yang kedua adalah pengamatan empiris karena ditopang oleh kedua pilar tersebut maka cirri ilmu pengetahuan.
Ciri ilmu pengetahuan adalah Logis empiris.
Hubungan dan antara kedua pilar tersebut terdapat hubungan timbal balik, dalam berpikir ilmiah, cara memperoleh pengetahuan itu melalui dua proses yakni deduksi dan induksi.
Teori yang sifatnya logis dengan cara berfikir deduktif, menyerahkan kita kepada kenyataan empiris, dan kenyataan empiris dengan cara berfikir induktif mengarahkan kita pada teori, dimana permasalahan dan jawaban dari suatu peristiwa itu dapat ditemukan dalam dunia empiris.

B. Tahap-tahap dalam proses penelitian
Dibawah ini sepuluh tahap yang harus dilalui secara sistematisdalam suatu penelitian empiris.
!) Konseptualisasi Masalah
Proses penelitian ilmiah diawali dengan merumuskan pernyataan penelitian. Ini harus dilakukan dengan teliti yang terdiri dari masalah dan pernyataan tentang penelitian.
2) Tujuan dan Hipotesis
Hipotesis sebagai jawaban sementara bisa mengantarkan kita pada jawaban sebenarnya. Tujuan dan hipotesis inilah yang mengendalikan semua kegiatan penelitian.
3) Kerangka Dasar Penelitian
Konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah, saling berhubungan membentuk proposisi dan disusun dalam suatu kerangka dasar, konsep-konsep tersebut tercakup dalam hipotesis, untuk memperoleh tentang data apa yang akan dikumpulkan untuk membuktikan hipotesis penelitian.
4) Penarikan Sample
Ini dilakukan agar data untuk menguji hipotesis dapat dikumpulkan. Hasil dari prosespenarikan sample inilah suatu daftar responden sebagai sample dari populasi penelitian.


5) Konstruksi Instrument
Suatu metode pengumpulan data dan alat –alat (instrument) yang digunakan untuk mengumpulkannya.
Metode tesbut sebagai pedoman wawancara, daftar kuesioner, pedoman pengamatan, dsb.
6) Pengumpulan Data
Dilakukan sebagai pembuktian hipotesis dan dilakukan terhadap responden yang menjadi responden penelitian.
7) Pengolahan Data
Dilakukan dalam 3 tahap, yaitu; Editing (penyunting), coding(Pemberian kode) dan menyusun dalam master sheet (table induk).
8) Analisis Pendahuluan
Ini Bersifat deskriftif dan terbatas pada data sampel maksudnya untuk mendeskripsikan setiap Variabel pada sample penelitian dan untuk menentukan alat analisis yang akan dipakai pada analisis berikutnya.
9) Analisis Lanjut
Yang diarahkan pada pengujian hipotesis alat analisis yang di pakai untuk ini disesuaikan dengan hipotesis operasional yang telah di rumuskan sebelumnya.
10) Interpretasi
Hasil dari analisis di interpretasikan melalui proses pembahasan.tahap terakhir adalah melaporkan hasilpenelitian dalam bentuk tertulis.
Tahap-tahap dalam proses penelitian :
1. Konseptualisasi masalah
2. Tujuan dan hipotesis
3. Kerangka Dasar
4. Penarikan sample
5. Konstruksi Instrumen.
6. Pengumpulan data
7. Pengolahan Data
8. Analisis Pendahuluan
9. Analisis lanjut
10. Interpretasi
Dengan tingkat pertama (1-6) dan tingkat kedua (6-1)
Keterangan:
- tingkat pertama berjalan dalam proses deduksi yang bercirikan diferensiasi. Disebut deduksi karena prose ni berjalan dari teori-teori dan konsep-konsep yang sangat abstrak menuju pada epidensi-epidensi empiris yang sangat konkret, suatu proses untuk mendaratkan konsep yang abstrak didalam dunia empiris yang konkret.
Proses ini mempunyai cirri diferensiasi. Karena suatu konsep yang akan diteliti membutuhkan banyak data, sehingga prosesnya berjalan dari satu kebanyak.
- tingkat kedua berjalan dalam proses induksi yang bercirikan integrasi. Disebut induksi karena prose itu dimulai dari kenyataan-kenyataan konkret dengan seperangkat data sampai pada konsep-konsep yang abstrak melalui penyderhanaan-penyederhanaan. Cirri integrasi tampak pada proses perangkuman data, dari banyak menjadi sederhana menjadi konsep yang bermakna.
C. Komponen-komponen informasi dan metodologi
Tahapan yang ditempuh dalam proses diatas tidak membedakan tahap yang bersifat hasil temuan dengan tahap yang bersifat cara atau proses menemukan. Wallace membedakan kedua jenis sifat tersebut dalam dua macam komponen hasil temuan itu disebut komponen informasi dan cara menemukannya disebut komponen metologi.
Menurut Wallace, proses penelitian terdiri atas 5 komponen informasi :
1. Teori
2. Hipotesis
3. pengamatan
4. generalisasi empiris
5. penerimaan atau penolakan hipotesisi
informasi-informasi tesebut ditemukan melalui 6 komponen metologi yaitu :
a. deduksi logis
b. interpretasi hipotesis, instrumentasi, skala pengukuran, sampling
c. penyederhanaan (Dengan statistic/ estimasi parameter)
d. pembentukan teori dan proposisi
e. pengujian hipotesis
f. inferensial logis
Komponen Informasi & Komponen Metodologi (Wallace)
1. mempermasalahkan suatu teori
2. dari teori, menurunkan hipotesis, dengan cara deduksi logis
3. untuk membuktikan hipotesis dibutuhkan data sebagai hasil pengamatan, dengan cara melakukan interpretasi terhadap hipotesis, menyusun instrument, menarik sample dan penetapkan pengukuran variable, berdasarkan data hasil pengamatan, ingin diketahui apakah hipotesis penelitian dan diterima / ditolak, dan ningin diperoleh informasi berupa generalisasi empires.
4. penerimaan/ penolakan hipotesis berdasarkan data pengamatan itu dilakukan dengan analisis uji hipotesis.
5. generalisasi diperoleh melalui penyederhanaan data secara statistic, yaitu dengan teknik estimasi parameter.
6. dari hasil uji hipotesis, kemudian disimpulkan sejauh mana teori yang dipermasalahkan itu dapat diterima. Proses ini dilakukan dengan cara inferensial atau induksi logis
7. dipihak lain, dari generalisasi empiris dibentuk konsep atau proposisi dengan cara pembentukan konsep, proposisi dan teori.

Catatan :
v proses pembentukan konsep dan proposisi yaitu :
dibentuk dari informasi berupa generalisasi empiris yang diperoleh dari data hasil pengamatan yang didapat melalui penyederhanaan data secara statistic.





Referensi :

Babbie, Earl. 1992. the pratice of social research .
Belmon : wadsworth publishing company, hlm. 27.

Bandingkan dengan Nan Lin. 1976. foundations of social research. Newyork : Mc graw-hill book company. Hlm. 9

Wallace, Walter. 1979. “An Overview Of Elements In The Scientific Process”. Dalam John Bynner dan Keith M. Stribly (ed), Social research : Principles and Produces. New York : Longman In Association With The Open University Press, hlm. 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar